Senin, 02 Mei 2011

makalah annelida

Bab I
Pendahuluan
A.Latar belakang
Annelida berarti “cincin” kecil dan tubuh bersegmen yang mirip dengan serangkaian cincin yang menyatu merupakan ciri khas cacing filum Annelida. Terdapat sekitar 15.000 spesies filum Annelida, yang panjangnya berkisar antara kurang darti 1 mm sampai 3 m pada cacing tanah Australia. Anggota filum Annelida hidup di laut , dan sebagian habitat air tawar, dan tanah lambap, kita dapat menjelaskan anatomi filum Annelida menggunakan anggota filum yang terkenal, yaitu cacing tanah.
Filum Annelida merupakan cacing selomata berbentuk gelang yang memiliki tubuh memanjang, simeffi bilatiral, bersegmen, dan permukaannya dilapisi kutikula. Dinding tubuh dilengkapi otot. Memiliki prostomium dan sistem sirkulasi. Saluran pencernaan lengkap. Sistem ekskresi sepasang nephridia di setiap segmen. Sistem syaraf tangga tali. Sisiernrespirasi terdaput puda epidermis. Reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya trokofor/veliger. Kebanyut untuk cacing Annelida hidup akuatik di laut dan terestrial di air tawar atau darat.Filum Annelida dibagi menjadi kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. pembagian ke dalam kelas terutama didasarkan pada segmentasi tubuh. seta, parapodium, sistem sirkulasi, ada tidaknya batil isap, dan sistem reproduksi’ Kelas iotyct aetu dibagi menjadi kelompok Errantia dan Sedentaria didasarkan pada kesempurnaan bentuk parapodium, siri, ada tidaknya rahang, probosis, bentuk segmen’ aan letat insang. Kelas Oligochaeta dibagi menjadi ordo Plesiopora, Prosotheca, Prosopora, dan Opisthopora berdasarkan alat ekskresi, letak gonofor, dan letak spermateka. Kelas girudinea dibagi menjadi ordo Acanthobdellida, Rhynchobdellida, dnathobdellida, dan Erpobdellida berdasarkan ada tidaknya batil isap dan probosis, serta septum pada segmen tubuh.
Beberapa hewan Annelida akuatik berenang untuk mencari makan, tetapi sebagian bear tinggal di dasar dan bersarang di dalalm pasir dan endapan lumpur, cacing tanah tentunya, merupakan pembentuk sarang dalam lubang.
Selom cacing tanah terpartisipasi oleh septa, tetapi saluran penvcernaan, pembuluh darah, ;omgitudinal, dan tali syaraf menembus septa itu dan memanjang di sekujur tubuh hewan itu (pembuluh utama memiliki cabang bersegmen). Sistem pencernaan memiliki beberapap daerah khusus : faring, esofagus, tembolok,rempela , dan usus halus.
Sistem sirkulasi tertutup terdiri atas suatu jaringan pembuluh yang mengandung darah dengan hemoglobin pembawa oksigen. Pembuluh dorsal dan ventral di hubungkan oleh beberapa pasang pembuluh segmental. Pembuluh dorsal dan lima pasang pembuluh yang melingkarai esofagus cacing tanah adalah pembuluh berotot dan memompa darah melalui sistem sirkulasi. Pembuluh darah kecil sangat banyak pada kulit cacing tanah , yang berfungsi serbagai pernapasannya.
Pada masing-masing segmen cacing tersebut terdapat sepasang tabung ekskretoris yang disebut metanefridia dengan corong bersilia, yang disebut neftrostim yang mengeluarkan buangan dari darah dan cairan selomik. Metanefridia akan bermuara ke pori-pori eksterior, dan buangan metabolisme dikeluarkan melalui pori-pori tersebut.
Sepasang ganglian erebral yng mirip otak trletak diatas dan di depan faring. Serangkaian syaraf berbentuk cincin di sekitar faring berhubungan dengan ganglion subfaring, pangkal dari sepasang tali syaraf yang menyatu terdapat di sepanjang arah posterior. Terdapat bersama-sama dengan tali syaraf ventral ini adalah ganglia bersegmen, yang juga menyatu.
Cacing tanah adalah hewan hemafrodit, tetapi hewan ini melakukan pembuahan silang. Du cacing tantah kawin dengan cara mengatur diri mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat mempertukarkan sperma, dan kemudian mereka akan memisah, sel sperma yang diterima disimpan secara tenporer sementara suatu organ khusus, atau klitelu, mansekresika kepompong yang seperti mukus, kepompong bergeser di sepanjang tubuh cacing dan memungut telur dan kemudian sperma yang tadi disimpan. Kepompong tersebut kemudian lepas dari kepal cacing dan tinggal dalam tanah tersebut dam kemudian embrio dapat berkembang. Beberpqa cacing tanah dapat juga bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi yang di ikuti dengan regenersi.
Filum Annelida terbagai kedalam tiga kelas yaitu: 1) kelas oligochaeta (cacing tanah dan kerabatnya), 2) kelas polychaeta, 3) kelas Hirudinea (lintah).






B. Rumusan Masalah
Apa ciri-ciri hewan Annelida?
Ada berapa kelompokah klasifikasi filum Annelida?

C. Tujuan Pembahasan
Mengetahui ciri-ciri hewan Annelida
Mengetahui kelompok klasifikasi filum Annelida





















Bab II
Pembahasan
A. Annelida

1. Ciri-ciri Annelida
Pada umumnya semua anggota filum Annelida memiliki tiga lapisan dinding tubuh (triploblastik), yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Bagian mesoderm sudah berkembang menjadi ronnga yang disebut selom sehingga cacing ini disebut hewan triploblastik selomata. Dindnig luar selom melekat pada ektoderm membentuk lapisan somatik, sedangkan dinding dalamnya melekat pada endoderm membentuk lapisan splangtik. Bentuk luar tubuh tampak memanjang tersusun atas ruas-ruas seperti cincin, setiap ruas bersifat matemari atau somit. Artinya, setiap segmen tubuh memiliki alat ekskresi, alat reproduksi,otot, pembuluh darah dan sebagainya. Segmen-segmen tersebut tetap beraneka ragam dan terkoordinasi dalam satu sistem.
Annelida banyak ditemukan di daerah tanah gembur dan tumpukan sampah tumbuh-tumbuhan. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus pada ujung posterior. Pada permukaan tubuh atau segmen terdapat rambut atau seta yang berfungsi sebagai alat gerak. Cacing ini memiliki sistem peredaran darah tertutup, sistem syaraf,sistem pencernaan,sistem reproduksi,sistem eksresi,dan sistem pernapasan.
Annelida memiliki sistem syaraf tangga tali (sepasang ganglionotak dihubungkan oleh syaraf longitudinal). Sisa metabollisme di ekskresikan melalui nefridium. Pernapasan bisa dilakukan oleh sluruh permukaan tubuhnya.anggota cacing ini ada yang bersifat hemafrodit dan ada juga yang bersifat gonokoris (alat kelamin jantan dan betina teripsahatau terdapat pada individu yang berbeda).

Annelida merupak hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.
Telah diketemukan 7.000 species yang hidup di air tawar, laut dan tanah. Contoh annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di tanah, makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries.
Golongan lain dari annelida yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik penghisap dikedua ujung badanya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.
Annelida adalah filum luas yang terdiri dari cacing bersegmen, dengan sekitar 15.000 spesies modern, antara lain cacing tanah dan lintah. Filum ini ditemukan di sebagian besar lingkungan basah, seperti air tawar dan di laut Panjang anggotanya mulai dari dibawah satu milimeter sampai tiga meter. Filum ini dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta dan Hirudenia.


Gambar: jenis annelida
B. Kelompok klasifkasi filum Annelida
Filum Annelida terbagai kedalam tiga kelas yaitu: 1) kelas oligochaeta (cacing tanah dan kerabatnya), 2) kelas polychaeta, 3) kelas Hirudinea (lintah).

1. Kelas oligochaeta
Kelas ini merupakan cacing bersegmen yang memiliki sedikit seta; oly = sedikit. Anggotanya yang paling dikenal adalah cacing tanah, yaitu lumbricus terrestis dan pheretimasp. Berukuran kecil dan banyak hidup di indonesia.
Cacing tanah dapat hidup di darat atau di air tawar. Tubuhnya bersegmen dan memiliki sedikit seta. Semua anggota cacing tanah tidak memiliki parapodia. Mereka bergerak dengan otot longitudinal dan otot sirkuler. Cacing tanah memiliki 15 sampai 200 segmen. Pada segmen (somit) ke 32 hingga 37(pada lumbricus) dan somit ke 10 hinnga ke 11 (pada pheretima) terdapat penebalan kulit yang biasa di sebut klitelum atau sadel yang mentgandung kelenjar.
Cacing tanah bereproduksi secara seksual. Pada umunya cacing tanah bersifat hemafrodit, akan tetapi fetilisasi tidak dilakukan sendiri, melainkansecara silang dengan melibatkan cacing lainnya. Dua cacing yang kawin secara silang menempel tubuhnya dengan ujung kepala yang berlawanan. Alat kelamin jantanmengeluarkan sperma dan di terima oleh klitelum cacing pasangannya. Pada saat bersamaan, klitelum mengeluarkan mukosa (kelenjar) kemudian membentuk kokon. Sperma bergerak ke alat reprodukasi betina dan disimpan di reseptakel seminal. Ovum yang dikeluarkan dari ovariu akan di buahi oleh sperma. Selanjutnya, ovum yang telah di buahi masuk ke dalam kokon. Telur bersama kokon akan lepas dari tubuh cacing dan menetas menjadi individu baru.
Cacing tanah memiliki kepala berukuran kecil, tetapi tidak memiliki rahang, mata, atau alat peraba. Binatang ini hidup sebagai saprozoik, pernapasan dilakukan oleh seluruh permukaan tubuh secara difusi. Cacing tanah memiliki sistem peredaran darah yang tertutup, dan permukaan tubuh tertutup oleh kutikul. Cacingtanah di kena memiliki daya regenerasi yang tinggal. Contoh anggota oligochaeta lainnya adalah aelosoma, nais, dan tubifex.
Kelas cacing ini meliputi cacing tanah dan berbagai spesies ekuatik. Cacing tanah memakan tanah untuk membuat lubang jalan melalui tanah , dan mengekresikan nutrien sementara tanah di lewati melalui saluran pencernaan. Bahan-bahan yang tidak tercerna,tercampur dengan mukus yang di ekresikan ke dalam saluran pencernaan, dikeluarkan sebagai kotoran melalui anus.
Petani menghargai cacing tanah karena hewan tersebut mengolah tanah, dan kotorannya memperbaiki tekstur tanaha. Dan darwin menaksir bahwa 1 are tanah pertanian inggris memiliki sekitar 50.000 cacing tanah yang menghasilkan 18 ton kotoran pertahun.
2. kelas polychaeta
Nama kelas polichaeta berasal dari kata poly = banyak, chaeta= rambut atau seta. Jadi poichaeta berarti cacing yang memiliki banyak rambut. Habibat cacing ini umunya ada di laut, cacing ini memiliki panjang tubu h sekitar 5 sampai 10 cm, dengan garis tengah sampai 10 mm. warna tubuh beraneka ragam. Misalnya berwarna merah, merah muda, hijau atau warna campuran. Segmen-segmen pada tubuh hampir sama. Pda setiap segmen terdapat seta dan sepasang parapodia (kaki berdaging) yang berfungsi sebagai alat gerak.
Anggota cacing ini memiliki sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf tanggatali. Sistem reproduksi cacing ini bersifat gonokoris atau berupakelamin yang terpisah. Pada tingkat perkembangannya memiliki larva yang di sebut trokofor. Pada polychaeta tidak terdapat klitelum. Pada ujung anteriornya terdapat kepala yang di lengkapi oleh sensoris.
Polychaeta bereproduksi secara kawin. Pembuahaannya terjadi di luar tubuh, setelah pembuahan, telur akan menetas menghasilkan larva trofokor. Selanjutnya, larva tersebut akan tumbuh menjadi cacing dewasa.
Masing-masing segmen hewan polychaeta memiliki sepasang struktur yang mirip dayung atau mirip bukit yang disebut parapodia (hampir seperti kaki) yang berfungsi dalam lokomosi. Masing-masing parapodia memiliki beberapa setae yang terbuat dari polisakarida kitin. Pada banyak hewan pol ychaeta, parapodia sangat kaya dengan pembuluh darah dan berfungsi sebagai insang.
Sebagian besar cacing polychaeta adalah hewan laut. Beberapa diantaranya bergerak dengan berenang di antara plankton, banyak di antaranya merangkak pada atau membuat lubang di dasar laut dan banyak juga yang hidup dalam tabung, yang di buat oleh cacingdengan mencampur mukus dengan sedikit pasir danm cangkang yang pecah. Polychaeta yang tinggal dalam tabung meliputi cacing kipasa yang berwarna cerah, yang menjerat partikel mikroskopik dalam tentakel berbulu yang menjulur dari pembukaan atau lubang tabung.
Beberapa contoh polychaeta antara lain adalah eunice viridis, licydice oele, nereis virens, dan arenicola. Eunice viridis atau cacing palolo banyak di temukan dilaut kepulauan fiji dan samoa, sedangkan lysidice oele atau cacing wawo di laut maluku. Kedua macam cacing tersebut mudah di tangkap dan dapat di konsumsi.
3. kelas Hirudinea
Nama kelas hirudinea brasal dari kata hirudo yang berarti lintah. Hewan ini hidup di air tawar , laut , dan darat. Tubuh lintah pipih dorsal ventral dan permikaan tertutup oleh kutikula yang di sekresikan oleh epidermis. Lintah tidak memiliki seta dan parapodia. Hewan ini memiliki dua alat isap : satu bagian ujung anterior dan satu di ujung posterior (berukuran).
Lintah hidup sebagai ektoparasit temporer, yaitu hidup menepel sementara pada menusia atau mamalia lainnya untuk mengisap darah. Cairan tubuh / darah yang di isap di simpan di dalam tembolok. Lintah bersifat hemaprodit.
Mayoritas lintah hidup di air tawar, tetapi terdapat juga lintah darat atau tanah yang bergerak melalui vegetasi lembap. Banyak lintah memakan invertebrata lainnya, tetapi beberapa jenis lintah adalah parasit penyedot darah yang makan secara menempel ke hewan lain secara temporer, dan termasuk manusia.
Panjang lintah berkisar antara 1 sampai 30 cm. beberapa spesies parasit menggunakan rahang yang mirip pisau untuk mengirirs kulit inang, sementara yang lain mengekskresikan enzim yang mencerna suatu lubang melalui kulit.
Inang umumnya tidak sadar akan serangan ini karena lintah mengekresikan suatu anestesia, setelah m,embuat sayatan , lintah mnsekresikan bahan kimia lainnya, yaitu hirudin, yang fungsinya mempertahankan darah inang supaya tidak menggumpal. Parasit itu kemudian menyedot darah sebanyak yang ia dapat tampung, sering kali lebih seribu berat tubuhnya. Setelah minum sebanyak itu,lintah itu bisa bertahan selama berbulan-bulan tanpa makan, sampai abad lalu, lintah sering kali digunakan oleh dikter untuk mengambil darah. Lintah masih tetap di gunakan untuk mengobati jaringan yang memar dan untukmerangsang sirkulasi darah ke jari tangan atau kaki yang telah di jahit kembali setelah kecelakaan.
Anggota kelompok hewan ini meliputi lintah dan pacet. Hirudo medicinalis (lintah), dapat menghasilkan zat hirudin dan banyak di Eropa dan Amerika. Haemadispa zeylanica (pacet), banyak hidup di asia tenggara. Hirudinaria javanica, disebut juga lintah kuning.





Bab III
Kesimpulan

Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah yang tertutup dan sistem syaraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh darah yang utam membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem syaraf terdapat pada bagian ventral.
Telah diketemukan 7.000 species yang hidup di air tawar, laut dan tanah. Contoh annelida adalah cacing tanah (Pheretima) cacing ini hidup di tanah, makananya berupa sisa tumbuhan dan hewan. Charles Darwin ahli biologi yang termahsur adalah orang yang pertama kali menyatakan bahwa cacing tanah mempunyai peranan yang penting dalam menggemburkan/menyuburkan tanah. Karena hidup di dalam tanah, cacing ini membuat liang-liang sehingga tanah menjadi berpori dan mudah diolah. Cacing tanah juga mencampur dedaunan dengan tanah, jadi menaikan kandungan humus tanah.
Cacing-cacing anggota filum ini tubuhnya beruas-ruas. Beberapa organ (misalnya pencernaan) membentang sepanjang tubuh. Organ yang lain seperti saluran pembuangan, ada di setiap ruas. Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem.Rongga ini tidak saja berisi organ-organ yang terbentuk dari mesoderm tetapi juga dilapisi oleh lapisan mesoderm.
Sebagian besar anelida hidup dilaut, yaitu diliang-liang atau dibawah karang yang dekat dengan pantai, misalnya neries.
Golongan lain dari annelida yang banyak dikenal adalah lintah pengisap darah. Lintah mempunyai balik penghisap dikedua ujung badanya. Batil penghisap posterior dipergunakan untuk melekatkan diri pada inang, sedangkan batil penghisap anterior dipergunakan untuk menghisap darah.
Annelida adalah filum luas yang terdiri dari cacing bersegmen, dengan sekitar 15.000 spesies modern, antara lain cacing tanah dan lintah. Filum ini ditemukan di sebagian besar lingkungan basah, seperti air tawar dan di laut. Panjang anggotanya mulai dari dibawah satu milimeter sampai tiga meter. Filum ini dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudenia.

Rabu, 27 April 2011

KERUSAKAN LINGKUNGAN

 
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah menjadikan mereka merasakan ….
Dalam konferensi Paris 2 yang diselenggarakan awal tahun 2007 lebih dari 500 ilmuwan dari seluruh dunia bertemu dan membuat seruan mendesak untuk kembali ke lingkungan yang bersih. Konferensi tersebut mengeluarkan tiga hasil:
1.               Kerusakan dan pencemaran lingkungan telah mencakupi darat, laut, bahkan manusia, tumbuhan dan hewan.
2.               Manusia bertanggung jawab atas kerusakan dan pencemaran ini karena polutan berbahaya yang diproduksinya.
3.               Masih ada kemungkinan untuk kembali ke ambang batas normal karbon dalam atmosfer yaitu dengan mengambil tindakan yang tepat dan berhenti mencemari atmosfer.
Sungguh luar biasa, ternyata ketiga hasil konferensi ini dinyatakan secara ringkas dalam Al-Quran:
(ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ) [الروم: 41].
 

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah menjadikan mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Al-Rum 41
Tidakkah ayat ini telah menunjukkan bahwa Al-Quran telah lebih dahulu – ribuan tahun sebelum para penggiat lingkungan hidup menyerukan himbauannya -- membimbing kita untuk melestarikan lingkungan dan bukan untuk membuat kerusakan di muka bumi dan mencemarinya setelah Allah menyediakannya bagi kita sebagai tempat hidup?!

AWAN TEBAL DAN KILAT

 
Para ilmuwan telah menunjukkan bahwa awan di langit beratnya itu jutaan ton. ….
Para ilmuwan telah menunjukkan bahwa awan di langit beratnya itu jutaan ton. Tentunya sangat berat. Sekarang mereka bertanya-tanya, apa saja yang terkombinasi dalam awan ini dan siapa yang menghimpun partikel-partikelnya? Siapa juga yang membuat gabungan partikel ini yang berton-ton beratnya ini menggantung di langit tanpa terpencar dan buyar?
 
Penelitian telah membuktikan melalui pengamatan ilmiah bahwa kilat memerlukan awan tebal yang disebut Cumulus Kumulus. Ini berarti bahwa kenyataan ilmiah mengatakan bahwa ada kaitannya antara awan tebal dengan terjadinya petir. Yang mengagumkan bagi kita adalah bahwa fenomena ini adalah persis seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran:
 (هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ) [الرعد: 12]
“Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan tebal (mendung)”. Al-Ra`d 12
Ini merupakan salah satu mukjizat Al-Quran yang dapat dibuktikan kebenaran pada masa sekarang ini.

SEMUT

 
 Subhanallah! Semut adalah insinyur yang canggih dan menakjubkan dalam hal bangunan,….
Subhanallah! Semut adalah insinyur yang canggih dan menakjubkan dalam hal bangunan, konstruksi dan eksekusi… marilah kita perhatikan sarang semut yang sangat unik ini yang mengandung berbagai perangkat yang pelik sekali…
 
Gambar ini bukan bukit atau rumat gubuk! Namun secara sederhana ini merupakan sarang yang dikonstruksi oleh semut!! Para ilmuwan menemukan bahwa sarang ini menandingi rumah yang dibangun oleh manusia, rumah tersebut dilengkapi dengan perlengkapan yang dibutuhkan oleh semut seperti kamar khusus untuk menyimpan makanan, ventilasi slot, kamar untuk anak-anak dan sarana untuk sterilisasi.. karena itulah Al-Qur'an menamakan rumah-rumah ini dengan masakin (sarang-sarang) yang merupakan sebutan dan nama yang detil sekali dari sisi ilmiah dan menjadi bukti akan kemukjizatan Al-Qur'an. Allah SWT berfirman melalui lisan semut..
قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لآ
"Berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu". (An-Naml:18)

‘Kebun-kebun’

 
“atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit,  ….
Cara paling mutakhir untuk mengobati depresi adalah melalui terapi penglihatan dan perenungan terhadap warna hijau alam sekitar. Para ilmuwan mengatakan bahwa memandang taman-taman yang hijau akan menimbulkan rasa suka cita dalam jiwa. Melakukan meditasi selama satu jam setiap hari yang dilakukan di antara pepohonan dan bunga-bunga yang berwarna cerah adalah cara efektif untuk mengobati depresi, frustasi dan banyak kasus-kasus yang berkaitan dengan kejiwaan yang tidak terselesaikan. Ini berarti bahwa ilmu pengetahuan sekarang ini telah mengkaitkan antara suka cita dalam jiwa dengan menikmati keindahan alam. Bukankah hal ini adalah yang telah diisyaratkan dalam al-Quran:
 
(أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَءِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ) [النمل: 60].
 
“atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran). Al-Naml 60
Perhatikan kaitan kata حَدَائِقَ ‘kebun-kebun’ dan بَهْجَةٍ ‘indah’. Bukankah ini menunjukkan bahwa Al-Quran telah mengisyaratkan terapi alternatif untuk mengatasi penyakit-penyakit kejiwaan?
Catatan penerjemah: Kata بَهْجَةٍ dalam terjemahan versi Depag RI diterjemahkan menjadi indah. Makna lain dari kata adalah gembira atau suka cita.

SEJARAH BUKIT TANGKILING

SEJARAH BUKIT TANGKILING


INGAT kisah Sangkuriang. itu jejaka Sunda yang berniat menikaihi ibunya sendiri. Dayang Sumbi? Di Kalimantan Tengah ada dongeng rakyat serupa tentang seorang pemuda Dayak, Tangkiling namanya. Tapi berbeda dengan Sangkuriang, Tangkiling ini sudah berhasii bermalam pengantin dengan ibunya. Baru setelah kedua ibu dan anak itu tidur seranjang dalam bahtera (banama) milik Tangkiling, ibunya mengenali kembali anaknya yang lari dari rumah karena diketok kepalanya dengan ciduk penggoreng 35 tahun berselang. Makanya kutukan Dewata lebih dahsyat pada Tangkiling dan ibunya ketimhang Dayang Sumbi & Sangkuriang. Tangkiling dan enam orang kawannya musnah disambar petir lantas berubah jadi batu, begitu pula bahtera milik Tangkiling. Sedang sang ibu terkungkung hidup-hidup dalam bahtera batu yang letaknya 30 Km dari Palangkaraya, sampai kini.
Begitulah cerita Damang Tero, Kepala Adat di desa Tangkiiing yang masih beragama Kaharingan pada setiap pengunjung yang masih percaya pada kesaktian Bawi Kuwu (wanita pingitan) dalam Batu Banama di puncak bukit Tangkiling itu. Desa Tangkiling kini dihubungkan dengan jalan aspal - boulevard terbagus di seluruh Kalimantan Tengah, kata orang - sampai ke Palangkaraya. Soalnya, bukit-bukit granit di desa Tang ling itu semenjak Kal-Teng menjadi propinsi sendiri merupakan sumber batu bangunan yang utama bagi pembangunan kota Palangkaraya. Banyak transmigran dari Jawa yang drop-out dari sektor pertanian bekerja menambang batu granit di Tangkiling yang kini menjadi obyek pariwisata satu-satunya bagi penghuni Palangkaraya. Nah, di puncak bukit yang tertinggi lewat jalan setapak yang cuma 1? Km jauhnya terletak batu banama (batu bahtera) itu.
Tinggi batu yang bagian bawahnya lancip seperti limas kapal itu, kira-kira 2 x tinggi orang dewasa, dan panjangnya 10 meter. Dari jauh nyaris tak tampak karena ditumbuhi pepohonan dan semak-semak, lengkap dengan akar-akar gantungnya. Namun kalau didekati, bentuknya yang seperti kapal itu memang tampak menyolok. Mungkin dari situlah berkembang cerita rakyat, bahwa batu itu dulunya bahtera si Tangkiling ratusan atau ribuan tahun yang lalu, ketika desa itu masih terletak di pinggir laut. Dan memang, pasir putih yang merupakan fundasi kota Palangkaraya sekarang dan struktur geologis bagian selatan Kalimantan dulunya masih berujud laut ketika pedalaman Kal-Teng sudah berujud hutan. Pada zaman bahari itulah di desa tadi ada seorang perempuan muda dengan anak satu-satunya, Tangkiling.
Pada suatu hari Tangkiling pulang tengah hari merengek-rengek minta makan, sementara ibunya sedang menggoreng nasi dalam rinjing (kuali). Karena dia tak mau berhenti merengek-rengek, ibunya yang penasaran mengetok kepalanya dengan suduk rinjing (sendok penggoreng). Tangkiling bukannya berhenti menangis, tapi lari ke pelabuhan dengan luka di kepalanya. Di sana ada kapal yang kebetulan mau bertolak, dan Tangkiling pun ikut berlayar meninggalkan kampung halamannya. Nasib mujur rupanya menyertai Tangkiling dalam pengembaraannya itu. Seorang saudagar pelayar mengangkatnya sebagai anak. Dan ikutlah dia berlayar ke mancanegara. Setelah lama bekerja di bawah ayah angkatnya itu, satu ketika Tangkiling diberi kapal banama sendiri oleh ayah angkatnya, dan Tangkiling pun menjadi saudagar yang kaya dan beken di luar negerinya. Setelah 35 tahun meninggalkan kampung halaman, tanpa disadarinya bisnis Tangkiling menyebabkan dia singgah di pelabuhan kampung halamannya.
Mirip kisah si Malin Kundang di Sumatera Barat. Sementara ditinggal anak lelakinya, sang ibu yang rupanya tak bersuami resmi kembali masuk kuwu (semacam 'biara' tempat gadis-gadis yang belum bersuami 'diamankan' dari khalayak ramai). Makanya dalam legenda Dayak, ibu Tangkiling itu hanya dikenal dengan sebutan 'Bawi Kuwu'. Dan seperti juga dalam legenda Sangkuriang di Sunda, Bawi Kuwu tetap awet muda berkat jamu-jamu Dayak sebangsa tabat Banto dan sejenisnya. Makanya, ketika saudagar muda yang kaya raya itu turun dari bahtera dan berjalan-jalan di kampung halamannya sendiri (yang sudah tak diingatnya lagi), tiba-tiba dia terkesima melihat seorang perempuan -- ibunya sendiri -- turun dari kuwu. Keduanya serta merta jatuh cinta. Tangkiling tidak menunggu lama-lama. Bawi Kuwu segera dilamarnya dan lamaran itu pun kontan diterima. Pandai Menjahit Sesuai dengan ketentuan adat, mereka tidak segera kawin. Sebulan lamanya anak-buah Tangkiling menyiapkan pesta perkawinan yang meriah. Sesudah menikah Tangkiling tidak segera berangkat berlayar lagi, tapi masih tetap parkir di pelabuhan itu. Baru setelah tiga bulan bermesra-mesraan, rahasia ibu dan anak itu terbongkar. Tangkiling yang gondrong rambutnya itu minta ibunya menumpas kutu-kutu di rambutnya, dan tersingkaplah parut luka dari masa bocahnya. Bawi Kuwu terkejut, lalu buru-buru menanyakan asal-usul parut itu. Begitu Tangkiling selesai menceritakan riwayat insiden yang menyebabkannya lari dari rumah, ibunya pingsan. Tangkiling pun baru sadar, bahwa dia telah jadi korban sang Oedipus. Kontan ibu dan anak itu bercerai, dan Tangkiling pun lari ke hutan sementara ibunya saking malunya, tak berani turun dari bahtera.
Tangkiling tidak lari untuk menjauhkan diri, tapi untuk menebus dosanya sesuai dengan tuntutan adat. Bersenjata sumpit saja, dia bunuh sejumlah babi hutan dan menjangan untuk binatang kurban, lantas dia kembali ke kampung. Semua orang kampung diundangnya menghadiri pesta penebusan dosa. Pada saat hadirin sudah mabuk dan kekenyangan setelah menyantap suguhan Tangkiling, Raja Pali (Dewa Kilat) yang menjadi asisten Raja Tontong Matanandu (dewa tertinggi di alam-atas) mengirimkan kilatnya untuk menghukum Tangkiling yang telah melanggar hukum Pali (tabu). Tangkiling dan keenam pengawalnya berubah jadi batu. Begitu pula bahtera Tangkiling yang menjadi Batu Banama di bukit Tangkiling sekarang. Bawi Kuwu, terkurung hidup-hidup dalam Batu Banama itu. Riwayat Bawi Kuwu yang cantik jelita itu belum berakhir. Dia dikisahkan pintar menjahit pakaian, dan orang-orang yang percaya dapat memasukkan kain dalam salah satu celah di sisi samping bahtera batu itu, dan pakaian yang sudah terjahit akan ke luar dari situ. Namun suatu ketika, ada seorang Bagumpai (suku Dayak yang sudah masuk Islam, di perbatasan Kal-Sel/Kal-Teng) yang penasaran ingin melihat puteri yang cantik dan pintar menjahit itu. Dipancingnya Bawi Kuwu dengan sepotong kain untuk mengeluarkan tangannya dari celah itu. "Begitu tangan Bawi Kuwu terjulur dari celah, disambarnya tangan perempuan itu", tutur Damang Tero pada TEMPO.
Namun Bawi Kuwu tetap juga tak dapat diseret ke luar. Saking jengkelnya, orang Bagumpai tadi menghunus parangnya, dan memancung tangan puteri nan malang itu. Sejak saat itu, celah itu tertutup, dan sang puteri yang sudah buntung tangannya itu tak lagi mau melayani pesanan jahitan tanpa bayaran itu. Kini, setelah banyak orang Dayak masuk Kristen atau Islam, tak banyak lagi yang datang bersemedi ke batu itu mohon ini dan itu. Namun orang luar yang singgah ke Palangkaraya, biasanya tak lupa diantar oleh tuan rumahnya mengunjungi batu itu guna melihat betapa miripnya karya alam itu dengan bahtera kayu ciptaan manusia. Dan juga bagi pasangan muda-mudi yang sedang dirasuk cinta, naik ke atas batu itu dengan memanjat tangga kayu dan akar-akar yang bersliweran membuka peluang untuk berpacaran dengan aman. Asal permisi dulu pada Bawi Kuwu dan puteranya yang malang, yang namanya sudah diabadikan lewat nama desa di tepi sungai Rungan itu.