Rabu, 27 April 2011

KERUSAKAN LINGKUNGAN

 
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah menjadikan mereka merasakan ….
Dalam konferensi Paris 2 yang diselenggarakan awal tahun 2007 lebih dari 500 ilmuwan dari seluruh dunia bertemu dan membuat seruan mendesak untuk kembali ke lingkungan yang bersih. Konferensi tersebut mengeluarkan tiga hasil:
1.               Kerusakan dan pencemaran lingkungan telah mencakupi darat, laut, bahkan manusia, tumbuhan dan hewan.
2.               Manusia bertanggung jawab atas kerusakan dan pencemaran ini karena polutan berbahaya yang diproduksinya.
3.               Masih ada kemungkinan untuk kembali ke ambang batas normal karbon dalam atmosfer yaitu dengan mengambil tindakan yang tepat dan berhenti mencemari atmosfer.
Sungguh luar biasa, ternyata ketiga hasil konferensi ini dinyatakan secara ringkas dalam Al-Quran:
(ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ) [الروم: 41].
 

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah menjadikan mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Al-Rum 41
Tidakkah ayat ini telah menunjukkan bahwa Al-Quran telah lebih dahulu – ribuan tahun sebelum para penggiat lingkungan hidup menyerukan himbauannya -- membimbing kita untuk melestarikan lingkungan dan bukan untuk membuat kerusakan di muka bumi dan mencemarinya setelah Allah menyediakannya bagi kita sebagai tempat hidup?!

AWAN TEBAL DAN KILAT

 
Para ilmuwan telah menunjukkan bahwa awan di langit beratnya itu jutaan ton. ….
Para ilmuwan telah menunjukkan bahwa awan di langit beratnya itu jutaan ton. Tentunya sangat berat. Sekarang mereka bertanya-tanya, apa saja yang terkombinasi dalam awan ini dan siapa yang menghimpun partikel-partikelnya? Siapa juga yang membuat gabungan partikel ini yang berton-ton beratnya ini menggantung di langit tanpa terpencar dan buyar?
 
Penelitian telah membuktikan melalui pengamatan ilmiah bahwa kilat memerlukan awan tebal yang disebut Cumulus Kumulus. Ini berarti bahwa kenyataan ilmiah mengatakan bahwa ada kaitannya antara awan tebal dengan terjadinya petir. Yang mengagumkan bagi kita adalah bahwa fenomena ini adalah persis seperti yang dinyatakan dalam Al-Quran:
 (هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ) [الرعد: 12]
“Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan tebal (mendung)”. Al-Ra`d 12
Ini merupakan salah satu mukjizat Al-Quran yang dapat dibuktikan kebenaran pada masa sekarang ini.

SEMUT

 
 Subhanallah! Semut adalah insinyur yang canggih dan menakjubkan dalam hal bangunan,….
Subhanallah! Semut adalah insinyur yang canggih dan menakjubkan dalam hal bangunan, konstruksi dan eksekusi… marilah kita perhatikan sarang semut yang sangat unik ini yang mengandung berbagai perangkat yang pelik sekali…
 
Gambar ini bukan bukit atau rumat gubuk! Namun secara sederhana ini merupakan sarang yang dikonstruksi oleh semut!! Para ilmuwan menemukan bahwa sarang ini menandingi rumah yang dibangun oleh manusia, rumah tersebut dilengkapi dengan perlengkapan yang dibutuhkan oleh semut seperti kamar khusus untuk menyimpan makanan, ventilasi slot, kamar untuk anak-anak dan sarana untuk sterilisasi.. karena itulah Al-Qur'an menamakan rumah-rumah ini dengan masakin (sarang-sarang) yang merupakan sebutan dan nama yang detil sekali dari sisi ilmiah dan menjadi bukti akan kemukjizatan Al-Qur'an. Allah SWT berfirman melalui lisan semut..
قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لآ
"Berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu". (An-Naml:18)

‘Kebun-kebun’

 
“atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit,  ….
Cara paling mutakhir untuk mengobati depresi adalah melalui terapi penglihatan dan perenungan terhadap warna hijau alam sekitar. Para ilmuwan mengatakan bahwa memandang taman-taman yang hijau akan menimbulkan rasa suka cita dalam jiwa. Melakukan meditasi selama satu jam setiap hari yang dilakukan di antara pepohonan dan bunga-bunga yang berwarna cerah adalah cara efektif untuk mengobati depresi, frustasi dan banyak kasus-kasus yang berkaitan dengan kejiwaan yang tidak terselesaikan. Ini berarti bahwa ilmu pengetahuan sekarang ini telah mengkaitkan antara suka cita dalam jiwa dengan menikmati keindahan alam. Bukankah hal ini adalah yang telah diisyaratkan dalam al-Quran:
 
(أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَءِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ) [النمل: 60].
 
“atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran). Al-Naml 60
Perhatikan kaitan kata حَدَائِقَ ‘kebun-kebun’ dan بَهْجَةٍ ‘indah’. Bukankah ini menunjukkan bahwa Al-Quran telah mengisyaratkan terapi alternatif untuk mengatasi penyakit-penyakit kejiwaan?
Catatan penerjemah: Kata بَهْجَةٍ dalam terjemahan versi Depag RI diterjemahkan menjadi indah. Makna lain dari kata adalah gembira atau suka cita.

SEJARAH BUKIT TANGKILING

SEJARAH BUKIT TANGKILING


INGAT kisah Sangkuriang. itu jejaka Sunda yang berniat menikaihi ibunya sendiri. Dayang Sumbi? Di Kalimantan Tengah ada dongeng rakyat serupa tentang seorang pemuda Dayak, Tangkiling namanya. Tapi berbeda dengan Sangkuriang, Tangkiling ini sudah berhasii bermalam pengantin dengan ibunya. Baru setelah kedua ibu dan anak itu tidur seranjang dalam bahtera (banama) milik Tangkiling, ibunya mengenali kembali anaknya yang lari dari rumah karena diketok kepalanya dengan ciduk penggoreng 35 tahun berselang. Makanya kutukan Dewata lebih dahsyat pada Tangkiling dan ibunya ketimhang Dayang Sumbi & Sangkuriang. Tangkiling dan enam orang kawannya musnah disambar petir lantas berubah jadi batu, begitu pula bahtera milik Tangkiling. Sedang sang ibu terkungkung hidup-hidup dalam bahtera batu yang letaknya 30 Km dari Palangkaraya, sampai kini.
Begitulah cerita Damang Tero, Kepala Adat di desa Tangkiiing yang masih beragama Kaharingan pada setiap pengunjung yang masih percaya pada kesaktian Bawi Kuwu (wanita pingitan) dalam Batu Banama di puncak bukit Tangkiling itu. Desa Tangkiling kini dihubungkan dengan jalan aspal - boulevard terbagus di seluruh Kalimantan Tengah, kata orang - sampai ke Palangkaraya. Soalnya, bukit-bukit granit di desa Tang ling itu semenjak Kal-Teng menjadi propinsi sendiri merupakan sumber batu bangunan yang utama bagi pembangunan kota Palangkaraya. Banyak transmigran dari Jawa yang drop-out dari sektor pertanian bekerja menambang batu granit di Tangkiling yang kini menjadi obyek pariwisata satu-satunya bagi penghuni Palangkaraya. Nah, di puncak bukit yang tertinggi lewat jalan setapak yang cuma 1? Km jauhnya terletak batu banama (batu bahtera) itu.
Tinggi batu yang bagian bawahnya lancip seperti limas kapal itu, kira-kira 2 x tinggi orang dewasa, dan panjangnya 10 meter. Dari jauh nyaris tak tampak karena ditumbuhi pepohonan dan semak-semak, lengkap dengan akar-akar gantungnya. Namun kalau didekati, bentuknya yang seperti kapal itu memang tampak menyolok. Mungkin dari situlah berkembang cerita rakyat, bahwa batu itu dulunya bahtera si Tangkiling ratusan atau ribuan tahun yang lalu, ketika desa itu masih terletak di pinggir laut. Dan memang, pasir putih yang merupakan fundasi kota Palangkaraya sekarang dan struktur geologis bagian selatan Kalimantan dulunya masih berujud laut ketika pedalaman Kal-Teng sudah berujud hutan. Pada zaman bahari itulah di desa tadi ada seorang perempuan muda dengan anak satu-satunya, Tangkiling.
Pada suatu hari Tangkiling pulang tengah hari merengek-rengek minta makan, sementara ibunya sedang menggoreng nasi dalam rinjing (kuali). Karena dia tak mau berhenti merengek-rengek, ibunya yang penasaran mengetok kepalanya dengan suduk rinjing (sendok penggoreng). Tangkiling bukannya berhenti menangis, tapi lari ke pelabuhan dengan luka di kepalanya. Di sana ada kapal yang kebetulan mau bertolak, dan Tangkiling pun ikut berlayar meninggalkan kampung halamannya. Nasib mujur rupanya menyertai Tangkiling dalam pengembaraannya itu. Seorang saudagar pelayar mengangkatnya sebagai anak. Dan ikutlah dia berlayar ke mancanegara. Setelah lama bekerja di bawah ayah angkatnya itu, satu ketika Tangkiling diberi kapal banama sendiri oleh ayah angkatnya, dan Tangkiling pun menjadi saudagar yang kaya dan beken di luar negerinya. Setelah 35 tahun meninggalkan kampung halaman, tanpa disadarinya bisnis Tangkiling menyebabkan dia singgah di pelabuhan kampung halamannya.
Mirip kisah si Malin Kundang di Sumatera Barat. Sementara ditinggal anak lelakinya, sang ibu yang rupanya tak bersuami resmi kembali masuk kuwu (semacam 'biara' tempat gadis-gadis yang belum bersuami 'diamankan' dari khalayak ramai). Makanya dalam legenda Dayak, ibu Tangkiling itu hanya dikenal dengan sebutan 'Bawi Kuwu'. Dan seperti juga dalam legenda Sangkuriang di Sunda, Bawi Kuwu tetap awet muda berkat jamu-jamu Dayak sebangsa tabat Banto dan sejenisnya. Makanya, ketika saudagar muda yang kaya raya itu turun dari bahtera dan berjalan-jalan di kampung halamannya sendiri (yang sudah tak diingatnya lagi), tiba-tiba dia terkesima melihat seorang perempuan -- ibunya sendiri -- turun dari kuwu. Keduanya serta merta jatuh cinta. Tangkiling tidak menunggu lama-lama. Bawi Kuwu segera dilamarnya dan lamaran itu pun kontan diterima. Pandai Menjahit Sesuai dengan ketentuan adat, mereka tidak segera kawin. Sebulan lamanya anak-buah Tangkiling menyiapkan pesta perkawinan yang meriah. Sesudah menikah Tangkiling tidak segera berangkat berlayar lagi, tapi masih tetap parkir di pelabuhan itu. Baru setelah tiga bulan bermesra-mesraan, rahasia ibu dan anak itu terbongkar. Tangkiling yang gondrong rambutnya itu minta ibunya menumpas kutu-kutu di rambutnya, dan tersingkaplah parut luka dari masa bocahnya. Bawi Kuwu terkejut, lalu buru-buru menanyakan asal-usul parut itu. Begitu Tangkiling selesai menceritakan riwayat insiden yang menyebabkannya lari dari rumah, ibunya pingsan. Tangkiling pun baru sadar, bahwa dia telah jadi korban sang Oedipus. Kontan ibu dan anak itu bercerai, dan Tangkiling pun lari ke hutan sementara ibunya saking malunya, tak berani turun dari bahtera.
Tangkiling tidak lari untuk menjauhkan diri, tapi untuk menebus dosanya sesuai dengan tuntutan adat. Bersenjata sumpit saja, dia bunuh sejumlah babi hutan dan menjangan untuk binatang kurban, lantas dia kembali ke kampung. Semua orang kampung diundangnya menghadiri pesta penebusan dosa. Pada saat hadirin sudah mabuk dan kekenyangan setelah menyantap suguhan Tangkiling, Raja Pali (Dewa Kilat) yang menjadi asisten Raja Tontong Matanandu (dewa tertinggi di alam-atas) mengirimkan kilatnya untuk menghukum Tangkiling yang telah melanggar hukum Pali (tabu). Tangkiling dan keenam pengawalnya berubah jadi batu. Begitu pula bahtera Tangkiling yang menjadi Batu Banama di bukit Tangkiling sekarang. Bawi Kuwu, terkurung hidup-hidup dalam Batu Banama itu. Riwayat Bawi Kuwu yang cantik jelita itu belum berakhir. Dia dikisahkan pintar menjahit pakaian, dan orang-orang yang percaya dapat memasukkan kain dalam salah satu celah di sisi samping bahtera batu itu, dan pakaian yang sudah terjahit akan ke luar dari situ. Namun suatu ketika, ada seorang Bagumpai (suku Dayak yang sudah masuk Islam, di perbatasan Kal-Sel/Kal-Teng) yang penasaran ingin melihat puteri yang cantik dan pintar menjahit itu. Dipancingnya Bawi Kuwu dengan sepotong kain untuk mengeluarkan tangannya dari celah itu. "Begitu tangan Bawi Kuwu terjulur dari celah, disambarnya tangan perempuan itu", tutur Damang Tero pada TEMPO.
Namun Bawi Kuwu tetap juga tak dapat diseret ke luar. Saking jengkelnya, orang Bagumpai tadi menghunus parangnya, dan memancung tangan puteri nan malang itu. Sejak saat itu, celah itu tertutup, dan sang puteri yang sudah buntung tangannya itu tak lagi mau melayani pesanan jahitan tanpa bayaran itu. Kini, setelah banyak orang Dayak masuk Kristen atau Islam, tak banyak lagi yang datang bersemedi ke batu itu mohon ini dan itu. Namun orang luar yang singgah ke Palangkaraya, biasanya tak lupa diantar oleh tuan rumahnya mengunjungi batu itu guna melihat betapa miripnya karya alam itu dengan bahtera kayu ciptaan manusia. Dan juga bagi pasangan muda-mudi yang sedang dirasuk cinta, naik ke atas batu itu dengan memanjat tangga kayu dan akar-akar yang bersliweran membuka peluang untuk berpacaran dengan aman. Asal permisi dulu pada Bawi Kuwu dan puteranya yang malang, yang namanya sudah diabadikan lewat nama desa di tepi sungai Rungan itu.

Pesona Palangkaraya di Bukit Tangkiling

kamis, 28-04-2011
Anang aria
(Foto: ceritadayak.blogspot)
(Foto: ceritadayak.blogspot)
SEBUAH bukit batu-batu besar hitam menyerupai bentuk aneka binatang bertumpuk menjulang ke langit. Bukit bernama Bukit Tangkiling inilah yang menjadi salah satu objek wisata terkenal di Palangkaraya.

Taman wisata alam Bukit Tangkiling, Kecamatan Bukit Batu, merupakan objek wisata andalan Kota Palangkaraya. Objek wisata ini dinilai memiliki dayak tarik tersendiri karena menyimpan banyak spesies flora dan fauna.

Lokasi ini memiliki susana alam segar nan asri dengan varian vegetasi yang beragam, juga terdapat bebatuan berbentuk unik yang menjadi sebuah legenda.

Objek wisata tidak terlalu jauh dari pusat Kota Palangkaraya, hanya 34 km ke arah Barat Laut. Jika Anda melintasi kawasan bukit batu di sebelah kiri Jalan Raya Palangkaraya-Kasongan, pemandangan sebuah bukit batu terlihat sangat eksotik di balik pemukiman penduduk dan rerimbunan pohon.

Batu-batu besar hitam menyerupai bentuk aneka binatang itu bertumpuk menjulang ke langit. Uniknya, di antara gerombolan batu terselip pepohonan dan rerumputan hingga menjadi mozaik hijau yang artistik.

Bukit inilah yang terkenal di kalangan masyarakat Palangkaraya dan sekitarnya bernama Bukit Tangkiling yang selanjutnya ditetapkan sebagai kawasan konservasi cagar alam (CA) dan taman wisata alam (TWA) Bukit Tangkiling.

Di dua lokasi itu terdapat sembilan bukit batu serupa yang tersebar mengelompok dan lima bukit batu di Kawasan TWA, yaitu Bukit Tangkiling, Bukit Batu/Tunggal, Bukit Liau, Bukit Buhis, dan Bukit Baranahu. Sementara empat bukit lainnya, adalah Bukit Tisin, Tabala, Klawit, dan Bukit Bulan

SAINS BERKATA CINTA

Fakta Biologi - Sakitnya Putus Cinta

Siapapun yang pernah mengalami putus cinta, pasti merasakan sakit hati. Meskipun perasaan sakit ini merupakan penggambaran perasaan, sebenarnya hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah karena terkait dengan kondisi otak.

Hal ini diungkapkan dalam buku "New Science of Adult Attachment and How It Can Help You Find — and Keep — Love" yang ditulis oleh Amir Levine seorang psikiater dan Rachel Heller seorang psikolog sosial.

Seperti dilansir dari Marieclaire.com, dalam buku tersebut dijelaskan kalau ikatan dalam otak tidak mengerti hal yang bersifat jangka pendek. Ikatan adalah kekuatan yang sangat kuat, bukan hanya mental dan emosional tetapi juga secara fisik.

Saat terikat dengan seseorang, Anda sebenarnya tidak terkontrol dan tidak menyadarinya. Oleh karena itu, tidak mudah memutuskan ikatan hubungan ketika pasangan tidak bisa memenuhi kebutuhan Anda.

"Banyak orang yang tetap bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dalam hubungan yang tidak bahagia. Dan memakan waktu yang sangat lama untuk melupakan hal buruk dalam hubungan," tulis Amir Levine dan Rachel Heller dalam buku tersebut.

Otak memiliki semacam kabel yang menghubungkan kita dengan pasangan. Fungsinya seperti semacam sirkuit berlapis yang terlibat dalam proses ikatan emosi.
"Ketika kita secara fisik dekat dengan pasangan, sistem penghargaan di otak akan menjadi aktif. Beberapa bagian diantaranya akan mengeluarkan neurotransmitter yang  membuat Anda semakin merasa dekat dengan orang yang dicintai lalu menciptakan pengalaman yang sangat berharga," tulis Levine dan Heller

Ketika hubungan putus, ikatan di otak ini pun mengalami masalah. Pengalaman yang memuaskan hilang dan digantikan oleh rasa kehilangan yang sangat menyakitkan.

"Rasanya seperti menarik beberapa obat sekaligus saat tubuh merasa sakit. Dan satu hal yang dapat mengobati semua rasa sakit itu adalah bersama lagi dengan mantan kekasih," tulis Levine dan Heller.

Inilah sebabnya mengapa banyak pasangan mengalami putus sambung. Kemungkinan mereka merasa kecanduan pada seseorang yang sebenarnya tidak cukup baik untuk dirinya.
Faktanya, hal inilah yang membuat seseorang kembali pada mantan kekasih hanya untuk mengurangi kecemasan dan ketidaknyamanan sesaat. Sayangnya, bagian otak ini tidak begitu baik dalam membuat keputusan yang rasional dan menilai konsekuensi jangka panjang.

makalah organogenesis


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Organogenesis
Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh. Pertumbuhan ini diawali dari pembentukan embrio (bentuk primitif) menjadi fetus (bentuk definitif) kemudian berdiferensiasi menjadi memiliki bentuk dan rupa yang spesifik bagi keluarga hewan dalam satu species.
Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus.
Organogenesis terdiri dari dua periode, yaitu pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir. Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu.
B.     Organogenesis Pada Bumbung-Bumbung
1.      Bumbung epidermis
Menumbuhkan:
a.    Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertekstur (susunan kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
b.    Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lender, kelenjar air mata.
c.    Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra peraba.
d.   Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan email gigi, kelenjar ludah dan indra pengecap.
e.    Proctodeum menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam.
f.     Lapisan enamel gigi.
2.      Bumbung endoderm
a.       Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan mulai faring sampai rectum.
b.      Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya hepar, pancreas, serta kelenjar lender yang mengandung enzim dlam esophagus, gaster dan intestium.